Friday, January 12, 2007

AS Peringatkan Iran

Pelintiran judul dari Kompas nih. Padahal beritanya AS menyerang konsulat Iran di Irak. Hei Kompas, kenapa kau berpihak sekali sama AS? Karena Iran adalah Republik Islam?

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0701/13/ln/3237004.htm

Washington, Kamis - Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice mengatakan, AS tidak akan berdiam diri dan berpangku tangan jika Iran berencana mengacaukan strategi baru untuk Irak.

Saat diwawancarai wartawan, seusai berbicara di hadapan Kongres AS menyangkut rencana baru Presiden AS George W Bush untuk Irak, Kamis (11/1), Rice mengatakan, pihaknya tak akan berspekulasi mengenai operasi apa yang akan dilakukan AS.

"Namun, yang jelas AS tidak akan berdiam diri," kata Rice beberapa jam setelah pasukan AS menahan lima warga Iran di Arbil, Irak utara.

Meski menolak mengeluarkan komentar mengenai operasi AS di Arbil itu, Rice menegaskan tekad AS untuk menumpas segala bentuk "serangan regional" Iran sudah bulat. Pasukan AS menahan enam warga Iran itu segera setelah Bush mengumumkan strategi baru untuk Irak. Dalam salah satu poin strategi baru itu juga ada strategi melawan keterlibatan Suriah dan Iran di Irak. "Rencana Bush adalah memutus jaringan mereka di Irak," kata Rice.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Senator Joe Biden dari Demokrat mengingatkan Rice bahwa Kongres akan langsung campur tangan jika Bush tampak mulai mengalihkan perhatiannya ke Iran. "Bush hanya boleh menggunakan kekuatan di Irak. Tidak termasuk Iran. Bush harus memperoleh persetujuan dari Kongres untuk memerintahkan serangan militer ke Iran," ujarnya.

Di hadapan Kongres, Rice juga menegaskan penolakan pemerintahan Bush untuk berdialog dengan Iran guna memulihkan keamanan di Irak. Padahal, solusi itu termasuk salah satu rekomendasi Kelompok Kajian Irak (Iraq Study Group) dan ahli-ahli kebijakan luar negeri.

Alasan penolakan itu, kata Rice, Iran bisa saja mencari cara seperti tawaran dialog demi kepentingan pribadi Iran. AS yakin Iran akan meminta imbalan terkait program nuklir jika membantu Irak. "Itu bukan diplomasi, tetapi pemerasan," kata Rice.

Kepala Pusat Penelitian Timur Tengah di Dubai Abdulaziz Sager menyebutkan, skenario terburuk yang mungkin akan terjadi adalah konflik bersenjata antara AS dan Iran. "Jika konflik itu terjadi, akan memperburuk situasi keamanan kawasan itu," ujarnya.

Warga Iran

Penahanan lima warga Iran yang bekerja di konsulat jenderal di Arbil oleh pasukan AS memicu ketegangan diplomatik. Pemerintah Iran dan pemerintah regional Kurdi di Irak menuding pasukan AS menyerbu masuk gedung diplomatik yang dilindungi hukum internasional. Kedua pemerintah itu menuntut kelima warga Iran itu segera dibebaskan.

Namun, berdasarkan keterangan juru bicara Pentagon yang ada di Washington, gedung itu bukan gedung konsulat. Kelima warga Iran yang ditahan itu juga "diduga terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk menyerang tentara AS dan Irak".

"Kami tidak tahu apa alasan pasukan AS menahan lima karyawan kami dan mengambil semua dokumen dan komputer yang ada. Lagi pula pasukan AS tiba-tiba datang malam-malam," kata seorang diplomat Iran yang tidak mau disebutkan namanya.

Pemerintah Iran marah besar dan mengecam keras tindakan AS yang telah melanggar segala macam aturan internasional. "Kami berharap Pemerintah Irak segera membebaskan warga kami dan mengecam pasukan AS. Jangan sampai AS mengganggu hubungan kedua negara dengan tindakan AS yang ilegal dan spontan seperti itu," kata pejabat senior di Departemen Luar Negeri Iran kepada Duta Besar Irak Mohammed Majid al-Sheikh.

Juru bicara Pemerintah Irak, Ali al-Dabbagh, menegaskan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki masalah itu. "Kami perlu mengidentifikasi terlebih dahulu lima warga Iran yang ditahan itu dan alasan penahanannya. Kantor itu sudah sekitar 10 tahun berada di Arbil. Itu pun sudah dengan izin dari Pemerintah Irak," ujarnya.

Menlu Irak Hoshyar Zebari dari Kurdi menyatakan, kelima warga Iran itu memang bekerja di kantor konsulat dan telah memperoleh izin dari pemerintah dan sedang dalam proses diangkat sebagai konsulat. Selain itu pasukan AS juga, kata Zebari, berusaha menangkap satu orang lagi di bandara Arbil. Sempat terjadi perselisihan dengan tentara Kurdi yang tengah berjaga di situ.

"Kami sama sekali tidak mau Irak akhirnya menjadi arena perang antara Iran dan AS," kata Zebari kepada stasiun TV CNN.

Militer AS mengeluarkan pernyataan tertulis yang menyebutkan bahwa salah satu dari lima warga Iran yang ditahan itu telah bebas. (AFP/AP/LUK)

Sunday, November 05, 2006

Memaafkan?

Ada kutipan tulisan menarik dari Samuel Mulia: "...Apalagi kalau mengingat kalimat dalam ajaran agama saya yang mengatakan, orang menampar pipi kirimu berikanlah juga pipi kananmu. Wah... itu benar tak masuk akal untuk saya..." Hmm.. bagaimana bisa orang menolak pegangan hidupnya?

Berikut adalah tulisan lengkapnya, diambil dari: http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0610/29/urban/3053490.htm

Dalam agenda hidup saya, kata ini lama sekali tak pernah ada. Kala pertama saya hendak memaafkan dengan sungguh- sungguh, susahnya luar biasa.

Ada saja yang menghalangi saya berani melakukan tindakan yang mudah diucapkan dan sulit dilakukan itu, terutama untuk mereka yang pernah menyakiti hidup saya, yang menggosipkan saya bahwa saya tukang gosip hanya karena saya mengucapkan sesuatu dari mulut, sementara mereka yang menggosipkan saya membicarakan orang di dalam hatinya.

Jadi, yang kelihatan menjadi tukang gosip saya dan mereka yang mengumpat di dalam hati tetap terlihat seperti malaikat.

Pipi kiri dan pipi kanan

Jadi, rencana mulia itu selalu tertunda-tunda, sampai belasan tahun lamanya. Saat saya sudah merasa siap, ada saja pikiran yang tiba-tiba muncul yang mengatakan mengapa harus memaafkan, lha wong mereka memang salah kok, mereka memang yang jahat pada saya, mereka ini dan mereka itu. Dan, rencana itu senantiasa kandas di tengah jalan.

Apalagi kalau mengingat kalimat dalam ajaran agama saya yang mengatakan, orang menampar pipi kirimu berikanlah juga pipi kananmu. Wah... itu benar tak masuk akal untuk saya. Kalau orang mencium pipi kiri saya, maka saya tak hanya akan memberikan pipi kanan saya, tetapi semua area di tubuh saya.

Memberikan pipi untuk ditampar? Ya, mending saya tampar balik dan tak hanya kedua pipinya kalau bisa. Maka, memaafkan menjadi sebuah hal yang tak masuk akal. Terutama meminjam alasan teman saya yang "bijaksana" yang senantiasa mengatakan, "Yah… kita kan manusia biasa, sangat normal kalau kita punya banyak kelemahan dan susah memaafkan."

Awalnya saya sangat menyetujui pikiran teman saya itu. Saya ini kan tak sempurna, jadi normal kalau yang tak sempurna menghasilkan sesuatu yang tak sempurna, bukan? Yang tak normal adalah bila yang tak sempurna mampu menghasilkan yang sempurna.

Namun, dengan berjalannya waktu, setelah dipikir-pikir lagi, bagaimana teman saya bisa mengatakan saya manusia yang punya banyak kelemahan, termasuk lemah syahwat, tetapi memiliki kekuatan menghina, mengejek, dan menjelekkan orang?

Saya pikir kalimat yang kelihatan bijaksana dari mulut teman saya itu hanyalah alasan untuk tidak memberi kesempatan kepada dirinya memanfaatkan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri. Atau mungkin ia tak bisa lagi melihat ia punya kekuatan karena seringnya mengatakan manusia punya kelemahan. Dengan kata bijaksananya itu ia seperti ingin mengajarkan saya untuk tetap tinggal dalam kelemahan itu.

Pemadam kebakaran

Mengapa saya senantiasa memilih dan merasa nyaman untuk berdiri dan mengaminkan saya punya banyak kelemahan, tetapi tak mau—bukan tak mampu—mencoba memberanikan diri meloncat ke sisi di mana saya punya kekuatan. Kalau saya punya kekuatan untuk menghina dan menyakiti orang, mengapa saya tak menggunakan kekuatan itu untuk memaafkan kembali mereka yang telah membuat hidup saya bertahun lamanya seperti neraka?

Coba Anda perhatikan kalimat terakhir yang saya tulis di atas. Mereka yang telah membuat hidup saya seperti neraka. Sekali lagi, saya masih memilih berdiri di sisi kelemahan saya sehingga saya bisa menuliskan bahwa yang membuat hidup saya sengsara seperti neraka bertahun lamanya adalah mereka yang menyakiti saya.

Mari coba meloncat dengan saya ke sisi kekuatan yang ada dalam diri saya. Kalau saja saya bisa berdiri di sisi kekuatan saya, maka saya akan menulis, yang membuat hidup saya sengsara seperti nereka tak lain adalah diri saya dan bukan mereka.

Namun, saya membiarkan diri saya terus berdiri di sisi kelemahan saya sehingga neraka kebencian itu terus menyala-nyala bertahun lamanya. Selamatnya saya tak jadi gosong karena terbakar amarah dan ketersinggungan.

Saya sekarang baru mau mencoba meloncat ke sisi kekuatan yang ada pada diri saya karena pada sisi yang baru ini saya akan seperti tim pemadam kebakaran yang siap meluncurkan air lewat pipanya yang besar dan dengan kekuatannya yang dahsyat sehingga api yang membakar diharapkan bisa dikalahkan. Diharapkan, karena belasan tahun lalu kantor di mana saya bekerja terbakar dan tim pemadam kebakaran datang dengan pipanya yang besar, tetapi tak punya kekuatan sehingga air yang keluar seperti orang buang air kecil.

Jadi, bila air saya bisa keluar dengan deras, saya tak perlu terbakar begitu lamanya. Karena air yang memadamkan akan memadamkan pikiran negatif saya dan saya siap memaafkan.

Orang lain bisa saja menjadi pencetus kebakaran, tetapi saya yang harus bertanya apakah saya ingin mempertahankan kebakaran itu atau tidak. Kalau tidak, maka sayalah yang harus berperan sebagai pemadam kebakaran dengan mempersiapkan kekuatan agar airnya tetap bisa kelewi (keluar maksudnya) secara maksimal.

Artinya, saya memang punya kelemahan, tetapi saya tak bisa hanya berhenti di situ dan merasa nyaman dengan kelemahan itu. Saya punya kekuatan, saya harus mampu berdiri di sisi yang positif ini. Dan satu hal yang akan saya ingat terus, saya ini anggota pemadam kebakaran.

"Hmm… fireman? ABCD dong," kata teman saya. "Ai bo, cakep deh."

Samuel Mulia Penulis mode dan gaya hidup

Monday, July 31, 2006

Meongan Kucing "Hot"

Editorial note: "...Kalau kita anti dan suka berprasangka terhadap tubuh molek, anggaplah itu sekadar "bonus"..." Oh ya, jadi kalau pinter nyanyi, suara bagus, boleh telanjang? Apa ini? Pembenaran? Menyedihkan.

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0607/30/UTAMA/2841608.htm

Don’t cha wish your girlfriend was hot like me?
Tidakkah kau berharap pacarmu "hot" seperti aku?


Itu sepenggal lirik dari single pertama Pussycat Dolls yang berjudul Don’t Cha. Enam cewek sensual dari Los Angeles ini Rabu (26/7) lalu "mengeong" di tanah Melayu, Kuala Lumpur, Malaysia.

Dengan kostum ketat dan seksi, Pussycat Dolls (PCD) tampak sangat panas. Penonton yang sudah datang empat jam sebelum pertunjukan pun ikut membara. Mereka datang dengan berbusana ala PCD: pusar terlihat dengan rok mini ketat. Penonton tidak hanya ikut menyanyi, mereka pun meliuk-liuk seperti yang dilakukan kucing-kucing cantik itu di atas panggung.

Penampilan Pussycat Dolls di Sunway Lagoon Surf Beach itu benar-benar menghidupkan suasana di taman air itu. Mereka tidak bisa disebut sekadar menyuguhkan kemolekan tubuh, karena kemampuan menyanyi dan menari mereka boleh dibilang prima. Kalau kita anti dan suka berprasangka terhadap tubuh molek, anggaplah itu sekadar "bonus".

Sayang pertunjukan terasa sangat cepat. PCD hanya tampil 45 menit untuk menyanyikan sembilan lagu. Penonton melongo kecewa ketika mereka mengetahui pertunjukan sudah usai, setelah PCD menyelesaikan lagu Don’t Cha. Walau penonton berteriak-teriak one more-one more, sambil berharap ada kejutan, PCD tidak muncul lagi. Mungkin sudah ganti pakaian.

Keseluruhan penampilan PCD memang mengasyikkan. Panggung yang sangat sederhana tertutup dengan penampilan dan gerak tari mereka yang hot, ditambah permainan tata cahaya dari lampu sorot dan kembang api. Sebelum PCD tampil, penonton dihangatkan oleh entakan musik rap dari penyanyi lokal Malaysia, Reshmonu. Selain itu, juga diadakan lomba mengikuti goyangan PCD di panggung oleh beberapa penonton.

Mereka membawakan lagu I Don’t Need A Man, Old School/Fever, Feeling Good, Stickwitu, Stomp, Wait A Minute, Sway, Hot Stuff/Bite the Dust, dan Don’t Cha. Semua lagu berirama R & B/hip-hop yang sangat mengentak, kecuali Sway yang dinyanyikan dengan tempo lamban dan diiringi tarian bergaya kabaret.

Karier musik

Pussycat Dolls adalah kelompok vokal yang mulanya kelompok tari. Kelompok ini dibentuk di sebuah kelab malam kecil di Los Angeles tahun 1995 oleh seorang koreografer, Robin Antin. Semula kelompok ini terdiri dari banyak anggota. Christina Aguilera, Carmen Electra, dan Kasey Campbell adalah nama-nama yang pernah menjadi anggota PCD.

Walau telah 11 tahun terbentuk, PCD baru merintis karier di bidang musik pada tahun 2003. Mereka kemudian merilis satu album musik yang berjudul PCD pada pertengahan 2005.

Begitu dirilis, album ini langsung menduduki peringkat lima Billboard 200, dan terjual sebanyak 100.000 kopi. Menurut catatan terakhir, di Asia Pasifik saja, album PCD telah terjual 130.000 kopi. Kelompok ini juga mendapatkan Billboard Music Award untuk lagu Don’t Cha sebagai Top Hot/Dance Club Play Single of the Year.

Saat ini PCD terdiri dari Nicole Scherzinger yang menjadi vokalis utama PCD, Carmit Bachar, Ashley Roberts, Jessica Sutta, Melody Thornton, dan Kimberly Wyatt.

Ketika mereka memutuskan terjun ke musik, Pussycat Dolls pun mereorganisasi diri. "Kami ingin kelompok kami fokus dan terkelola baik. Karena itu, kami mengurangi jumlah anggota hingga tinggal enam orang. Dengan kelompok kecil, komitmen akan lebih terjaga," kata Nicole yang berdarah campuran Hawaii-Rusia-Filipina.

Percaya diri

"Ada pussycat doll di dalam diri setiap perempuan. Mereka juga ingin liar dan ingin mengerjakan apa yang mereka mau," kata Nicole. Menurut dia, PCD tidak sekadar menampilkan kecantikan, tetapi juga menampilkan rasa percaya diri dan kekuatan seorang perempuan.

"Bagiku Pussycat Dolls adalah cermin perempuan yang tidak mengenal rasa takut, namun juga lemah," kata Nicole. "Kami kuat, tetapi kami juga senang bermain-main. Lirik di dalam Don’t Cha—don’t cha wish your girlfriend was hot like me—mempunyai arti memberdayakan. PCD tidak hanya bicara soal hot, tetapi juga ingin mengatakan sesuatu dengan perasaan yang jujur," tegas Nicole.

PCD, kata Ashley, ibarat perempuan masa kini yang sangat percaya diri dan independen. "Jika terjadi hal yang menyedihkan seperti perceraian, perempuan berani melanjutkan hidupnya kembali, tanpa terpuruk dalam kesedihan," ujar dia.

Mereka mengatakan, setiap perempuan harus tampil seksi. Seksi bukan berarti berani tampil dengan pakaian minim, tetapi hidup sehat, mengurus diri sendiri, mengurus rambut, dan selalu tampil apik. Namun dari semuanya, yang paling penting adalah rasa percaya diri karena tahu kelebihan yang dimiliki.

"Kita harus tahu kelebihan diri kita dan juga harus membagikannya ke orang lain. Jangan hanya menampilkan keseksian jasmani. Karena jika hanya itu yang penting, PCD tidak bakalan ada di Malaysia saat ini," tutur Carmit yang mempunyai darah Indonesia-Belanda-Israel-China di tubuhnya.

Sekarang karena sukses membuktikan kemampuan diri, PCD telah menjadi bintang iklan untuk merek tata rias, pakaian dalam, parfum, video games, dan juga akan tampil di televisi dan film.

Kucing memang tidak hanya bisa mengeong. Kalau dia sudah menggeram, rrr...!!! semua pun mengakui.

Tuesday, July 11, 2006

Piala Dunia 2006: Materazzi Akui Tuding Zidane Arogan

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0607/12/utama/2805115.htm

Editorial note: gaya berita satu sisi. Dan, sepertinya cenderung melemahkan Zidane. Memang, Zidane belum juga menceritakan sisinya, tapi kata-kata pemain Italia ini cenderung memojokkan.

Roma, Selasa - Misteri kata-kata Marco Materazzi, pemain bertahan tim Italia, kepada kapten Perancis Zinedine Zidane, secara perlahan mulai terkuak. Materazzi mengakui telah menganggap Zidane arogan, namun membantah spekulasi bahwa ia melecehkan playmaker Perancis itu, dengan kata-kata kasar tentang ibu dan kakak perempuannya. Ia juga membantah menyebut Zidane sebagai teroris.

Spekulasi penghinaan terhadap Zidane muncul setelah ada pernyataan pembaca gerak bibir Inggris, Jessica Rees. Rees disewa harian The Times, untuk mempelajari ucapan Materazzi melalui gerak bibir rekaman video. "Melalui studi yang melelahkan dan bantuan penerjemah bahasa Italia, Rees menyimpulkan bahwa Materazzi menyebut Zidane 'anak pelacur teroris', sebelum menambahkan umpatan tertentu", tulis The Times.

Fantastico, program dari stasiun TV "Globo" di Brasil, juga menyewa pembaca bibir. Setelah dianalisis, Fantastico meyakini, Materazzi dua kali menyatakan kata-kata penghinaan terhadap kakak perempuan Zidane, sebelum kemudian menambah satu kata umpatan.

Insiden Zidane menanduk dada Materazzi terjadi di babak kedua perpanjangan waktu partai final Piala Dunia 2006 di Olyimpiastadion, Berlin, Senin (10/7) dini hari WIB. Italia merebut Piala Dunia untuk keempat kalinya, setelah menang 5-3 lewat adu penalti. Hingga babak perpanjangan waktu, skor imbang 1-1. Namun, peristiwa tandukan Zidane yang berbuntut kartu merah wasit Horacio Elizondo, menjadi kontroversi yang banyak diperbincangkan orang.

Gaya super arogan

Saat ditanya wartawan, Selasa kemarin, Materazzi menilai Zidane arogan karena pemain berdarah Aljazair itu memandangnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, setelah Materazzi memegang kostum Zidane.

"Saya pegang kausnya...hanya dalam sekian detik, lalu dia berbalik memandang saya, dan (kelihatan Red) mengejek saya, melihat saya dengan gaya super arogan, dari atas ke bawah dan berkata: 'Jika mau kostum saya, nanti saja'. Itu betul adanya, (maka Red) saya balas dengan kasar juga", ujar Materazzi, seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.

Soal sinyalemen bahwa ia melecehkan ibu dan kakak perempuan Zidane, Materazzi menyanggah. "Itu umpatan yang anda dengar dua belas kali sehari, dan sesudah itu dilupakan. Jelas-jelas saya tidak mengatakan dia teroris; saya tidak tahu, benar-benar tidak tahu apa itu teroris. Satu-satunya teroris buat saya hanya dia", kata Materazzi, menunjuk putrinya yang berumur 10 bulan, dan duduk di sampingnya, di pesawat yang membawa tim Italia pulang.

"Saya tidak berkomentar tentang ibu Zidane, bagi saya figur ibu begitu sakral", tambah bek Inter Milan itu. Terkait insiden itu, koran Corriere della Sera menulis bahwa pemain kelahiran 19 Agustus 1973 itu, kehilangan ibundanya saat masih berusia 14 tahun, sehingga ia tak mungkin melecehkan ibu Zidane.

Agen Zidane, Alain Migliaccio mengungkapkan, kapten Perancis itu mengatakan kepadanya bahwa Materazzi, "menyatakan hal sangat serius kepadanya, tetapi tidak berkata apa itu". Akan tetapi, lanjut Migliaccio, apa pun yang dikatakan Materazzi, sudah cukup membuat Zidane marah.

"Zizou (panggilan akrab Zidane Red) hanya bereaksi atas sesuatu. Celakanya, dia tidak dapat mengontrol emosi. Menyedihkan sekali melihat dia mengakhiri karier internasional dengan cara seperti itu", kata Aime Jacquet, Pelatih Perancis saat mereka juara pada 1998. (AP/AFP/ADP)

Monday, July 10, 2006

Malaysia Kecam AS

Israel Dituduh Ciptakan Krisis Kemanusiaan

Editorial note: berita yang fair, tapi dengan bahasa yang lembut. Hmm...

Kuala Lumpur, Minggu - Pemerintah Malaysia menyesalkan penolakan Amerika Serikat dan Perancis atas draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang isinya meminta Israel menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza. Penolakan itu menunjukkan bahwa Barat memberikan perlakuan khusus kepada Israel.

Draf resolusi tersebut diajukan Qatar atas nama negara-negara Arab di PBB, Kamis lalu. AS dan Perancis langsung menolak draf itu karena dinilai tidak adil. AS ingin draf itu juga menyinggung serangan roket Palestina.

Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar seperti diberitakan surat kabar Mingguan Malaysia, Minggu (9/7), mengatakan, "Israel tidak bisa disentuh meskipun jelas bahwa negara itu telah melanggar wilayah Palestina dan mengancam keamanan orang-orang di sana."

Dia menambahkan, para pejabat dari 57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang saat ini dipimpin Malaysia telah bertemu di New York dan mengecam serangan Israel. "Kami tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka (Israel) punya AS (di pihaknya)," kata Syed Hamid.

"Kami tidak bisa menerima arogansi Israel. Mereka melakukan apa saja yang mereka suka, seolah-olah hukum internasional tidak berlaku bagi mereka sama sekali," ujar Syed Hamid.

Pasukan Israel menginvasi Jalur Gaza tiga hari setelah pejuang Palestina menahan seorang tentara Israel akhir Juni lalu. Pasukan Israel menggempur wilayah itu melalui darat dan udara. Setidaknya 44 warga Palestina dilaporkan tewas dan lebih dari 160 orang mengalami luka-luka.

Serangan itu dikecam di berbagai penjuru dunia. Namun, Israel tidak peduli dengan kecaman itu. Pemerintah Israel menyatakan, mereka akan terus menggempur Gaza hingga tentaranya dibebaskan.

Sabtu malam, pesawat udara Israel menembakkan rudal-rudalnya ke lingkungan Shajaya dekat perbatasan Karni atau tempat perbatasan antara bagian timur Gaza dan Israel. Akibat serangan itu, seorang bocah perempuan Palestina berusia enam tahun, kakak laki-lakinya, dan ibunya tewas.

Militer Israel mengakui serangan di daerah itu. Namun, mereka membantah menggempur sejumlah rumah. "Serangan itu sasarannya adalah kelompok bersenjata yang berjalan di wilayah terbuka dekat perbatasan Karni. Kami tidak menembak bangunan," kata juru bicara tentara Israel.

Krisis kemanusiaan

Badan-badan dunia di bawah PBB, Sabtu (8/7), mengeluarkan pernyataan keras yang isinya mengecam serangan Israel. PBB menilai serangan Israel telah menimbulkan krisis kemanusiaan.

PBB menilai serangan Israel mengakibatkan kematian di pihak sipil tidak berdosa, termasuk anak-anak. Serangan juga meningkatkan kesengsaraan ratusan ribu warga dan mengancam masyarakat Palestina. Anak-anak hidup di lingkungan yang keras, tak aman, dan penuh ketakutan.

Selanjutnya, PBB menegaskan, serangan Israel melanggar hak-hak dasar warga sipil di Gaza secara massal. Hal itu terjadi karena selama operasi militer, Israel merusak pusat tenaga listrik utama di Gaza dan menutup pintu perbatasan. PBB meminta Israel segera memperbaiki pembangkit tenaga listrik di Gaza yang mereka rusak.

PBB juga menyebutkan beberapa isu spesifik, antara lain mengenai kemungkinan terjadinya bencana kesehatan publik di Gaza karena tidak adanya persediaan obat-obatan.

Pada bagian lain, PBB menyesalkan serangan roket pejuang Palestina ke kota-kota Israel melalui Gaza.

PBB menginginkan tindakan segera untuk mencegah kerusakan lebih jauh akibat serangan Israel.

"Jika tidak ada tindakan segera, kita akan menghadapi krisis kemanusiaan yang akan membawa konsekuensi lebih jauh," kata pernyataan PBB.

Israel membantah

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yariv Ovadia, menyangkal terjadinya krisis kemanusiaan akibat serangan Israel. Dia menegaskan bahwa operasi militer Israel telah dirancang untuk menghindari korban di pihak sipil, melainkan memberikan tekanan kepada pemerintahan Hamas agar mereka memerintahkan pembebasan tentara Israel yang ditahan. (AP/AFP/BSW)

Paus Puji Keluarga Tradisional

Benediktus XVI secara Tersirat Mengecam Hukum Spanyol

Editorial note: berita yang bagus. Tapi, Kompas lupa memberitakan bahwa ada juga kelompok mayoritas yang menolak sekularisme di negeri Indonesia ini. Fair, tapi kurang fair.

Valencia, Minggu - Paus Benediktus XVI, yang mengakhiri kunjungan dua harinya ke Spanyol, Minggu (9/7), mengimbau umat untuk bersatu dengan Gereja Katolik dalam membela keluarga tradisional melawan sekularisme, dengan secara tersirat mengecam beberapa peraturan sosial dari pemerintah sosialis Spanyol.

Misa di sebuah taman di Valencia yang dihadiri ratusan ribu umat, termasuk Raja Juan Carlos dan Ratu Sofia, itu merupakan salah satu acara penting dari kunjungan 26 jam Paus yang dimaksudkan untuk menggalang kekuatan menghadapi apa yang disebut Benediktus sebagai "sekularisasi cepat" di negara itu.

Perdana Menteri Jose Luis Zapatero, yang mengesahkan perkawinan sesama jenis, perceraian cepat, serta hukum liberal lainnya dan telah membuat berang pihak Gereja, tidak hadir dalam misa itu. Pemerintah sosialisnya diwakili Menteri Luar Negeri Miguel Angel Moratinos.

Paus tidak memberikan kritik terbuka terhadap legalisasi perkawinan sejenis pemerintah itu. Khotbahnya dipusatkan pada keluarga, menekankan bahwa perkawinan harus heteroseksual dan untuk seumur hidup, serta memuji perkawinan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai bagian dari "sebuah rencana penuh kasih dari Tuhan".

Paus kelahiran Jerman itu, yang mengenakan jubah hijau dan penutup kepala warna keemasan, menekankan bahwa keluarga "berdasarkan pada perkawinan antara seorang pria dan seorang wanita yang tidak bisa dibatalkan".

Benediktus mengatakan setiap keluarga mempunyai asal, dan "pada asal tiap manusia tidak ada sesuatu yang sembarangan atau kebetulan, namun sebuah rencana penuh kasih dari Tuhan".

Sebuah altar dibangun di atas sebuah jembatan, yang dulunya sebuah sungai di kota itu. Banyak umat memakai topi, T-shirt, dan ransel dengan warna-warna kuning dan putih Vatikan saat mereka berdatangan sejak fajar untuk menemukan tempat di dekat sebuah museum.

Kunjungan 26 jam Benediktus itu dimaksudkan untuk berbicara pada sebuah pertemuan gereja seluruh dunia mengenai keluarga dan mendukung nilai-nilai tradisional di Spanyol.

PM Zapatero bertemu dengan Paus selama 15 menit hari Sabtu sore, di mana pemimpin pemerintah sosialis itu dicemooh oleh massa.

Dalam serangkaian pidato setelah tiba dari Roma, Benediktus menyebut keluarga sebagai "sebuah lembaga unik dalam rencana Tuhan" dan menekankan bahwa gereja menganggap perkawinan itu layak hanya antara seorang pria dan seorang wanita.

Vatikan telah memperingatkan bahwa keluarga dalam ancaman dari peraturan-peraturan liberal seperti perkawinan sesama jenis, yang baru-baru ini dilegalisasi di Spanyol, seperti juga di Belanda, Belgia, dan Kanada.

Menjauh dari gereja

Banyak orang Spanyol telah menjauh dari gereja dalam tiga dekade sejak jatuhnya kediktatoran Jenderal Francisco Franco.

Spanyol telah bergeser dari kubu Katolik Roma menjadi sebuah masyarakat awam dalam kurang dari satu generasi. Statistik memperlihatkan bahwa walau 80 persen orang Spanyol menyebut diri mereka Katolik, hanya 42 persen percaya kepada Tuhan dan 20 persen menghadiri misa.

Namun, puluhan ribu umat datang untuk menyambut Benediktus ketika dia tiba di Valencia, kota ketiga terbesar di Spanyol, dan ratusan ribu ikut serta dalam misa hari Minggu.

Selain hukum perkawinan sejenis, Gereja telah mengkritik hukum yang mempermudah perceraian dan pemotongan pendidikan Katolik di sekolah.

Paus membela pendidikan Kristen dalam homilinya hari Minggu dan Sabtu, mendesak para uskup untuk bertahan saat sekularisasi cepat. "Dalam kultur kontemporer, kita sering melihat pemujaan berlebihan dari kebebasan individu," katanya.

Keputusan Zapatero untuk tidak ikut misa sedikit membuat tidak suka Vatikan yang menyebutkan pemimpin komunis Fidel Castro dari Kuba dan Wojciech Jaruzelski dari Polandia pun menghadiri misa kala Paus Yohanes Paulus II berkunjung. (AP/Reuters/AFP/DI)

Tuesday, July 04, 2006

Israel "Ngawur" Tangani Sandera

Editorial note: lumayan fair juga. Israel emang ngawur untuk hal-hal yang lainnya juga. Good writing!

 

Cairo, Kompas - Israel sangat ngawur dalam menangani kasus penyanderaan serdadunya, Kopral Gilad Shalit. Mereka tanpa dasar dan bukti telah menuduh Pemerintah Palestina, Presiden Mahmoud Abbas, pimpinan Hamas di luar negeri, dan bahkan Suriah, berada di balik penyanderaan serdadu tersebut.

 

Demikian ditegaskan Menteri Kebudayaan Palestina Ataillah Abu Sabah dalam wawancara khusus dengan Kompas, Senin (3/7) di Cairo, Mesir.

 

Abu Sabah transit di Cairo dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke China menuju Jalur Gaza. "Contoh tindakan ngawur Israel adalah penangkapan sejumlah pejabat Hamas di Tepi Barat. Penangkapan tersebut jelas melanggar hukum internasional. Para pejabat Palestina telah dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu demokratis. Mereka punya hak lindung secara hukum internasional. Karena itu, Israel telah melakukan tindakan kriminal dengan menangkap pejabat Palestina tersebut. Pemerintah Palestina tidak terlibat kasus penyanderaan, tetapi Israel main tangkap tanpa menunjukkan bukti keterlibatan mereka," kata Abu Sabah.

 

Menurut dia, Israel juga ngawur karena secara membabi buta melancarkan agresi militer dengan menghancurkan sejumlah infrastruktur di Jalur Gaza.

 

Ia juga menegaskan, Pemerintah Palestina tidak punya pengaruh pada pihak penyandera itu. "PM Palestina Ismail Haniya sudah menyerukan agar serdadu Israel dijaga secara baik dan dibebaskan, tetapi penyandera tidak menanggapi seruan PM Haniya tersebut. Jadi, inisiatif menyangkut sandera serdadu Israel sepenuhnya berada di tangan penyanderanya," lanjutnya.

 

Tentang tuduhan Israel mengenai keterlibatan Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshaal yang berdomisili di Suriah, Abu Sabah mengatakan hal itu bagian dari tindakan ngawur Israel.

 

"Kalau Israel mengancam Khaled Meshaal, itu bukan hal baru. Meshaal sudah beberapa kali mengalami percobaan pembunuhan. Sesungguhnya tidak ada warga Palestina yang aman. Semua warga Palestina berada di bawah ancaman peluru Israel setiap saat dan di mana pun," tegas Abu Sabah.

 

Mengenai cara terbaik bagi penyelesaian kasus penyanderaan serdadu Israel tersebut, Abu Sabah menyatakan, seharusnya Israel mempertimbangkan secara serius tawaran solusi jalan tengah bagi pembebasan Gilad Shalit.

 

"Berikan terus kesempatan pada perundingan. Ada sejumlah tawaran solusi dalam kasus ini. Mediator Mesir juga telah menawarkan jalan tengah. Namun, Israel masih bersikeras," kata Abu Sabah.

 

"Para penyandera itu punya syarat yang jelas untuk membebaskan sandera serdadu Israel tersebut. Syarat yang diminta para penyandera telah mendapat dukungan luas dari rakyat Palestina, seperti pembebasan tahanan wanita dan pemuda Palestina di bawah 18 tahun yang disekap di penjara Israel. Mesir juga telah menawarkan solusi lain yang lebih bersifat kompromi. Kini bola di tangan Israel. Saya sangat berharap kasus ini tidak berkepanjangan," ujarnya.

 

"Saya tidak bisa menjelaskan mengenai tawaran solusi itu karena saya tidak terlibat dalam perundingan. Itu adalah urusan mereka yang kini terlibat dalam perundingan," tambahnya.

 

Dokumen tahanan

 

Tentang kesepakatan dokumen para tahanan yang dicapai pekan lalu, Abu Sabah menuturkan, Hamas tidak memberi konsesi dalam kesepakatan tersebut.

 

"Misalnya butir yang menyangkut PLO, Hamas hanya bersedia masuk ke lembaga itu setelah dilakukan reformasi sesuai dengan kesepakatan Cairo bulan Maret 2005. Butir-butir dalam dokumen tersebut yang disetujui Hamas adalah butir yang mendukung hak-hak rakyat Palestina. Legalitas internasional, seperti Resolusi PBB, diterima Hamas selama mendukung hak-hak rakyat Palestina," lanjutnya.

 

Tentang perundingan dengan Israel, Abu Sabah menyatakan Pemerintah Hamas tidak terlibat perundingan, tetapi Presiden Mahmoud Abbas dan PLO yang akan berunding nanti sesuai dengan kesepakatan dokumen para tahanan.

 

"Pemerintah Hamas hanya menangani urusan kehidupan keseharian, seperti kesehatan, pengadaan bahan pokok, dan keamanan sehari-hari. Namun, politik urusan PLO," ungkapnya.

 

Mengenai pemerintah persatuan nasional yang disepakati dalam butir dokumen para tahanan, Abu Sabah mengungkapkan, Hamas sejak awal mendukung dan berusaha membentuk pemerintah persatuan nasional.

 

"Kami berharap pemerintah persatuan nasional itu dibentuk dalam waktu dekat. Kami berharap tercapainya kesepakatan dokumen para tahanan tersebut bisa membantu menyatukan kembali rakyat Palestina dengan semua kekuatan politiknya. Sudah waktunya semua bersatu dan bahu-membahu berjuang menghadapi aksi kriminal Israel saat ini," tegas Menteri Penerangan Palestina itu. (MTH)

Monday, July 03, 2006

Dunia Tak Hentikan Serangan Israel

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0607/04/opini/2778161.htm

Editorial note: berita yang bersifat informatif. Cukup fair. Begini seharusnya wartawan itu menulis!

Gempuran Israel terhadap Palestina semakin ganas. Namun, dunia hanya mengecam dan terkesan tidak berbuat banyak untuk menghentikannya.

Masyarakat dunia digugat mengapa tidak mampu menghentikan keganasan gempuran pasukan Israel. Ofensif Israel memang semakin ganas, bahkan sejumlah anggota parlemen dan anggota kabinet Pemerintahan Hamas dikejar dan ditangkap.

Serangan Israel telah memorakporandakan pula Kantor Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya di Jalur Gaza. Kantor yang menjadi salah satu simbol penting bagi Palestina itu hancur berantakan dan terbakar.

Gempuran terhadap Kantor PM hari Minggu 2 Juli merupakan bagian dari serangan besar-besaran Israel sejak 10 hari lalu. Israel mengklaim gempuran itu sebagai upaya membebaskan seorang tentara yang diculik gerilyawan Palestina.

Tanpa memedulikan kecaman dunia internasional, PM Israel Ehud Olmert memprovokasi pasukannya dengan menyatakan, "Buat apa saja yang bisa dilakukan." Dampaknya luar biasa.

Berbagai bangunan dan infrastruktur, seperti jembatan, di Jalur Gaza hancur berantakan. Segala bangunan yang mempunyai kaitan dengan kelompok Hamas yang berkuasa tidak luput dari gempuran pasukan Israel.

Dunia bersuara keras mengecam Israel yang dinilai bertindak arogan dan keterlaluan terhadap Palestina. Namun, komunitas dunia tidak berbuat maksimal untuk menghentikan keganasan gempuran Israel.

Negara-negara di kawasan Timur Tengah pun terkesan kurang tergerak untuk menghentikan gempuran Israel. Padahal, gempuran itu sudah keterlaluan.

Jelas pula, Otoritas Palestina pimpinan Hamas tidak bisa berbuat banyak menghadapi gempuran brutal Israel dengan menggunakan mesin perang yang canggih.

Namun, segera terbayang, gempuran Israel hanya menimbulkan kemarahan, frustrasi, rasa putus asa, dan dendam di kalangan bangsa Palestina yang bisa memicu semangat perlawanan lebih keras.

Sudah menjadi pola selama ini, serangan Israel cepat atau lambat akan mendapat pembalasan gerilyawan Palestina. Sebaliknya juga serangan Palestina akan dibalas Israel.

Gerilyawan Hamas yang menjadi pendukung utama PM Haniya sudah mengancam akan memberikan perlawanan keras jika Israel tidak segera menghentikan serangannya.

Kekerasan antara Israel dan Palestina pun akhirnya bersifat siklis, yang menghambat proses penyelesaian damai atas konflik di Timur Tengah.

Inggris: Tokoh Muslim Keluhkan Aksi Antiterorisme yang Berlebihan

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0607/04/ln/2778462.htm

Berita ini cukup fair juga, memberitakan tentang keresahan komunitas Muslim di Inggris.

London, senin - Operasi antiterorisme di Inggris yang berlebihan melalui serbuan ke sejumlah tempat dan pencarian secara acak di jalan-jalan menyebabkan kepercayaan terhadap polisi semakin menipis karena sering kali penyerbuan tersebut gagal menemukan sesuatu yang mencurigakan.

"Jika kesalahan-kesalahan tersebut terjadi dan terjadi lagi, hal itu menciptakan sebuah kesenjangan kepercayaan antara masyarakat dan polisi. Kami ingin kekuatan polisi kami lebih profesional. Mereka harus melindungi seluruh komunitas, termasuk Muslim," ungkap Dr Muhammad Abdul Bari, Sekjen Dewan Muslim Inggris, kemarin.

Dia juga mengkhawatirkan perlakuan media yang tidak imbang, di mana operasi bersenjata di wilayah berpenduduk Muslim sering kali diliput media secara besar-besaran, tetapi pembebasan tersangka tanpa dakwaan apa-apa tidak mendapat perhatian sama sekali.

"Ini telah menjadi isu utama. Hal itu menciptakan potret yang negatif mengenai komunitas kami," ungkap Bari.

Pandangan Bari itu diperkuat pandangan Profesor Muhammad Anwar, dari Pusat Riset Hubungan Etnik di Universitas Warwick, Inggris. "Warga Muslim dilihat sebagai bahaya dan tidak loyal terhadap negara," ujarnya.

Merasa tak nyaman

Meski penyerangan terhadap warga Muslim dan perusakan masjid dalam beberapa minggu setelah peledakan bom di London, 7 Juli 2005, kini tidak ada lagi, undang-undang antiteror baru yang diperkuat menimbulkan rasa "ketidakamanan" pada warga Muslim karena seringnya dilakukan penahanan dan pemenjaraan tanpa proses hukum yang semestinya.

Menjelang setahun peledakan bom, Bari menguraikan, saat ini merupakan saat-saat yang sulit bagi banyak umat Muslim di Inggris, yang berjumlah sekitar 3 persen dari seluruh penduduk Inggris, atau 1,65 juta jiwa.

"Jelas sekali ada perasaan kurang nyaman di masyarakat. Banyak dari mereka sekali lagi merasakan bahwa Muslim akan mendapatkan tempat paling akhir di media," ujarnya.

Kehidupan memang menjadi relatif lebih sulit bagi sejumlah warga Muslim setelah terjadinya peledakan bom dan operasi pencarian para tersangka pelaku beserta jaringannya.

"Sejumlah warga Muslim menderita secara individu, khususnya dengan meningkatnya operasi pencarian dan penghentian oleh polisi. Kejahatan yang terkait dengan kebencian akibat fobia pada Islam meningkat 600 persen dalam dua bulan pertama setelah bom 7 Juli," tambah Bari yang juga Ketua Masjid London Timur, yang berada tak jauh dari stasiun kereta Aldgate, salah satu lokasi peledakan bom 7 Juli.

Meskipun menghadapi sejumlah masalah setelah 7 Juli, masyarakat Muslim di Inggris diyakini Bari lebih sehat kondisinya dibandingkan warga Muslim di sejumlah negara Eropa lainnya.

"Negara ini telah menunjukkan kesabaran dan toleransi yang tinggi. Warga Muslim pun telah menunjukkan ketabahannya. Dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, kami berada di tempat yang sangat tinggi. Kami bisa berdebat, berargumentasi, tidak setuju, inilah sehatnya demokrasi dan pluralisme," tambahnya.

Sementara dari Konferensi Muslim Eropa di Turki, intelektual Muslim kelahiran Swiss yang mengajar di Universitas Oxford, Tariq Ramadan, menyerukan warga Muslim lebih menyatu dengan arus utama masyarakat Eropa dan siap mengkritik diri sendiri. (AFP/Reuters/OKI)

DPRD Cuma Cari Gampangnya

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0607/04/metro/2778599.htm

Editorial note: Oke, kalau perda larangan pelacuran itu dangkal, terus apa yang bisa menangkal seks bebas di indekos, wahai, orang-orang yang pintar?

Perda Larangan Pelacuran Dilatari Dugaan Seks Bebas

Depok, Kompas - Perda larangan pelacuran yang sedang disusun oleh DPRD Depok dinilai merupakan cermin rendahnya kualitas anggota dewan yang tak mampu memprioritaskan dan memetakan masalah. Perda itu ternyata dilatarbelakangi fenomena seks bebas di tempat indekos, bukan karena fenomena pelacuran.

Demikian dikemukakan sosiolog dari Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola, Senin (3/7), tentang penyusunan peraturan daerah (perda) larangan pelacuran di Depok.

"Yang utama itu adalah refleksi kedangkalan kualitas anggota dewannya. Tidak mampu memprioritaskan masalah, memetakan, menganalisa, dan mencari solusinya. Cuma cari gampangnya saja. Perda seperti ini cara paling gampang, seolah-olah bisa mengatasi masalah," ujar Thamrin.

Sekretaris Komisi A DPRD Depok Ahmad Dahlan mengatakan, perda tersebut sebenarnya tidak dilatarbelakangi oleh fenomena pelacuran di Kota Depok. Dahlan mengakui, pelacuran di Depok belum dapat dikatakan marak.

"Tapi, kebebasan seks di tempat-tempat indekos itu sudah sangat mengkhawatirkan. Itu terselubung, tapi marak," ujarnya.

Ditanya apakah masalah seks bebas itu yang menjadi latar belakang pembuatan perda larangan pelacuran, Dahlan membenarkan. "Iya, memang itu. Makanya, kita antisipasi sebelum jadi masalah lebih luas," katanya.

Thamrin menilai, kesibukan anggota DPRD Depok mengurusi perda tersebut hanyalah cermin ketidakmampuan mereka mengatasi masalah-masalah konkret yang memengaruhi hajat hidup orang banyak. Ketidakmampuan itu lalu dikompensasikan dengan mencari solusi-solusi yang normatif ideologis.

Ahmad Dahlan mengatakan, perda tersebut masih dalam tahap perbaikan terus-menerus. Senin pagi sejumlah anggota Komisi A mendatangi Kepala Bagian Hukum Pemerintah Kota Depok Budhi Chaeruddin untuk berkonsultasi.

"Memang masih banyak yang perlu diperbaiki. Pihak pemkot ingin, misalnya, judul perda jangan terkesan diskriminatif," ujar Dahlan.

Dahlan juga mengakui, sejauh ini perda tersebut belum pernah ada kajian akademiknya. DPRD rencananya akan menggelar rapat dengar pendapat dengan masyarakat, Rabu besok.

Menurut Budhi Chaeruddin, terminologi pelacuran berkonotasi hanya menuding kaum perempuan. "Padahal, kalau enggak ada laki-lakinya, enggak kejadian kan. Perlu istilah lain," ujarnya.

Budhi menambahkan, perda itu juga masih terpaku pada domain penegakan hukum semata, tidak ada solusi pada akar masalah, yaitu faktor ekonomi. Menurut dia, perda juga harus memberikan jalan keluar dari pelacuran tersebut.

Thamrin mengatakan, dalam ilmu sosial memang ada gejala manusia akan mencari pembenaran ideologis ketika sudah tidak sanggup mengatasi berbagai masalah konkret. Pembenaran itu dicari sekadar untuk mempertahankan diri agar merasa tetap waras.

"Kalau tidak mencari pembenaran, dia akan merasa tidak waras. Pembenaran yang umum digunakan biasanya yang sifatnya dogmatis, seperti agama. Bisa juga ideologi yang mudah dicerna orang awam. RUU Pornografi, Perda Antipelacuran, cermin dari itu semua," ujar Thamrin. (SF)