Monday, July 03, 2006

Dunia Tak Hentikan Serangan Israel

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0607/04/opini/2778161.htm

Editorial note: berita yang bersifat informatif. Cukup fair. Begini seharusnya wartawan itu menulis!

Gempuran Israel terhadap Palestina semakin ganas. Namun, dunia hanya mengecam dan terkesan tidak berbuat banyak untuk menghentikannya.

Masyarakat dunia digugat mengapa tidak mampu menghentikan keganasan gempuran pasukan Israel. Ofensif Israel memang semakin ganas, bahkan sejumlah anggota parlemen dan anggota kabinet Pemerintahan Hamas dikejar dan ditangkap.

Serangan Israel telah memorakporandakan pula Kantor Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya di Jalur Gaza. Kantor yang menjadi salah satu simbol penting bagi Palestina itu hancur berantakan dan terbakar.

Gempuran terhadap Kantor PM hari Minggu 2 Juli merupakan bagian dari serangan besar-besaran Israel sejak 10 hari lalu. Israel mengklaim gempuran itu sebagai upaya membebaskan seorang tentara yang diculik gerilyawan Palestina.

Tanpa memedulikan kecaman dunia internasional, PM Israel Ehud Olmert memprovokasi pasukannya dengan menyatakan, "Buat apa saja yang bisa dilakukan." Dampaknya luar biasa.

Berbagai bangunan dan infrastruktur, seperti jembatan, di Jalur Gaza hancur berantakan. Segala bangunan yang mempunyai kaitan dengan kelompok Hamas yang berkuasa tidak luput dari gempuran pasukan Israel.

Dunia bersuara keras mengecam Israel yang dinilai bertindak arogan dan keterlaluan terhadap Palestina. Namun, komunitas dunia tidak berbuat maksimal untuk menghentikan keganasan gempuran Israel.

Negara-negara di kawasan Timur Tengah pun terkesan kurang tergerak untuk menghentikan gempuran Israel. Padahal, gempuran itu sudah keterlaluan.

Jelas pula, Otoritas Palestina pimpinan Hamas tidak bisa berbuat banyak menghadapi gempuran brutal Israel dengan menggunakan mesin perang yang canggih.

Namun, segera terbayang, gempuran Israel hanya menimbulkan kemarahan, frustrasi, rasa putus asa, dan dendam di kalangan bangsa Palestina yang bisa memicu semangat perlawanan lebih keras.

Sudah menjadi pola selama ini, serangan Israel cepat atau lambat akan mendapat pembalasan gerilyawan Palestina. Sebaliknya juga serangan Palestina akan dibalas Israel.

Gerilyawan Hamas yang menjadi pendukung utama PM Haniya sudah mengancam akan memberikan perlawanan keras jika Israel tidak segera menghentikan serangannya.

Kekerasan antara Israel dan Palestina pun akhirnya bersifat siklis, yang menghambat proses penyelesaian damai atas konflik di Timur Tengah.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home