Monday, July 10, 2006

Malaysia Kecam AS

Israel Dituduh Ciptakan Krisis Kemanusiaan

Editorial note: berita yang fair, tapi dengan bahasa yang lembut. Hmm...

Kuala Lumpur, Minggu - Pemerintah Malaysia menyesalkan penolakan Amerika Serikat dan Perancis atas draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang isinya meminta Israel menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza. Penolakan itu menunjukkan bahwa Barat memberikan perlakuan khusus kepada Israel.

Draf resolusi tersebut diajukan Qatar atas nama negara-negara Arab di PBB, Kamis lalu. AS dan Perancis langsung menolak draf itu karena dinilai tidak adil. AS ingin draf itu juga menyinggung serangan roket Palestina.

Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar seperti diberitakan surat kabar Mingguan Malaysia, Minggu (9/7), mengatakan, "Israel tidak bisa disentuh meskipun jelas bahwa negara itu telah melanggar wilayah Palestina dan mengancam keamanan orang-orang di sana."

Dia menambahkan, para pejabat dari 57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang saat ini dipimpin Malaysia telah bertemu di New York dan mengecam serangan Israel. "Kami tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka (Israel) punya AS (di pihaknya)," kata Syed Hamid.

"Kami tidak bisa menerima arogansi Israel. Mereka melakukan apa saja yang mereka suka, seolah-olah hukum internasional tidak berlaku bagi mereka sama sekali," ujar Syed Hamid.

Pasukan Israel menginvasi Jalur Gaza tiga hari setelah pejuang Palestina menahan seorang tentara Israel akhir Juni lalu. Pasukan Israel menggempur wilayah itu melalui darat dan udara. Setidaknya 44 warga Palestina dilaporkan tewas dan lebih dari 160 orang mengalami luka-luka.

Serangan itu dikecam di berbagai penjuru dunia. Namun, Israel tidak peduli dengan kecaman itu. Pemerintah Israel menyatakan, mereka akan terus menggempur Gaza hingga tentaranya dibebaskan.

Sabtu malam, pesawat udara Israel menembakkan rudal-rudalnya ke lingkungan Shajaya dekat perbatasan Karni atau tempat perbatasan antara bagian timur Gaza dan Israel. Akibat serangan itu, seorang bocah perempuan Palestina berusia enam tahun, kakak laki-lakinya, dan ibunya tewas.

Militer Israel mengakui serangan di daerah itu. Namun, mereka membantah menggempur sejumlah rumah. "Serangan itu sasarannya adalah kelompok bersenjata yang berjalan di wilayah terbuka dekat perbatasan Karni. Kami tidak menembak bangunan," kata juru bicara tentara Israel.

Krisis kemanusiaan

Badan-badan dunia di bawah PBB, Sabtu (8/7), mengeluarkan pernyataan keras yang isinya mengecam serangan Israel. PBB menilai serangan Israel telah menimbulkan krisis kemanusiaan.

PBB menilai serangan Israel mengakibatkan kematian di pihak sipil tidak berdosa, termasuk anak-anak. Serangan juga meningkatkan kesengsaraan ratusan ribu warga dan mengancam masyarakat Palestina. Anak-anak hidup di lingkungan yang keras, tak aman, dan penuh ketakutan.

Selanjutnya, PBB menegaskan, serangan Israel melanggar hak-hak dasar warga sipil di Gaza secara massal. Hal itu terjadi karena selama operasi militer, Israel merusak pusat tenaga listrik utama di Gaza dan menutup pintu perbatasan. PBB meminta Israel segera memperbaiki pembangkit tenaga listrik di Gaza yang mereka rusak.

PBB juga menyebutkan beberapa isu spesifik, antara lain mengenai kemungkinan terjadinya bencana kesehatan publik di Gaza karena tidak adanya persediaan obat-obatan.

Pada bagian lain, PBB menyesalkan serangan roket pejuang Palestina ke kota-kota Israel melalui Gaza.

PBB menginginkan tindakan segera untuk mencegah kerusakan lebih jauh akibat serangan Israel.

"Jika tidak ada tindakan segera, kita akan menghadapi krisis kemanusiaan yang akan membawa konsekuensi lebih jauh," kata pernyataan PBB.

Israel membantah

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yariv Ovadia, menyangkal terjadinya krisis kemanusiaan akibat serangan Israel. Dia menegaskan bahwa operasi militer Israel telah dirancang untuk menghindari korban di pihak sipil, melainkan memberikan tekanan kepada pemerintahan Hamas agar mereka memerintahkan pembebasan tentara Israel yang ditahan. (AP/AFP/BSW)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home